Saturday, June 23, 2012

Bertemu Rahib Bahira [Oase 3]

Sejak kecil Muhammad sudah belajar berbisnis. Dalam usia 12 tahun, ia menemani pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis ke Syam (Syiria). Bersama rombongan kafilah pedagang mereka tiba di Bushra. Daerah di sebelah selatan Syam. Di buku riwayat, dalam perjalanan inilah beliau bertemu dengan rahib Bahira. Seorang yang banyak mengerti tentang ajaran agama Nasrani.

Friday, June 22, 2012

Sang Penggembala Kambing [Oase II]

Setelah kakeknya, Abdul Muthallib meninggal, Muhammad diasuh pamannya, Abu Thalib. Sang paman bukanlah orang kaya yang hidup berkecukupan. Tapi, ia mempunyai perasan paling halus dan terhormat di kalangan Quraisy. Abu Thalib bahkan sangat mencintai Muhammad, melebihi kecintaannya pada anak sendiri.

Melihat kesulitan pamannya, Muhammad tak tinggal diam. Saat itu usianya 12 tahun. Abu Thalib hendak berangkat berdagang ke Syam. Perjalanan yang sulit, membuatnya tak berpikir untuk mengajakserta Muhammad. Namun, Muhammad dengan ikhlas mengajukan diri menemani pamannya. Hal itu menghilankan keraguan dalam diri Abu Thalib. Dalam perjalaann itulah, Muhammad bertemu dengan Rahib Bahira yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri beliau.

Padamnya Api Majusi [Oase 1]

Beliau dilahirkan tahun 570 Masehi. Tahun yang terkenal dengan sebutan Tahun Gajah. Rombongan pasukan gajah Abrahah menyerbu Mekah, hendak menghacurkan Ka'bah. Burung Ababil pun meluluhlantakkan mereka dengan batu-batu kecil neraka.

Ketika Aminah melahirkan Muhammad, terpancarlah cahaya yang menyinari istana Syam; empat belas tiang istana Kisra runtuh, dan api sesembahan Majusi pun padam. Kabar kelahiran itu pun sampai ke Abdul Muthallib. Sang kakek yang juga tokoh Quraisy saat itu. Betapa bahagianya Abdul Muthallib.
Bergegas ia membawa bayi itu ke Ka’bah. Ia mengucapkan syukur sebesar-besarnya. Bahagia sekali. Bayi itu diberinya nama Muhammad (orang yang terpuji). Nama yang tak lazin di kalangan Arab masa itu, tapi cukup dikenal.