Saturday, October 20, 2012

Memahami Hadis Shahih

Hadis sahih adalah:

- Hadis yang sanadnya muttashil (tersambung)
- Diriwayatkan oleh para perawi yang adil
- Para perawinya dhabith (kuat hafalannya)
- Bebas dari syadz dan illat

Maksud dari muttashil >>>

Periwayatan hadis tersebut tidak terputus pada seseorang. Misalnya, dalam sanadnya disebutkan hadis itu diriwayatkan dari si A ke si B. Padahal, keduanya tidak pernah hidup semasa, sehingga tidak memungkinkan ada pertemuan di antara keduanya--apalagi meriwayatkan hadis. Maka, hadis yang seperti itu ada kalanya disebut hadis Munqathi', Mu'dhal, dan Mursal. (Penjelasan lebih detail tentang istilah-istilah tersebut, insya Allah akan diberikan dalam judul tersendiri).

Keunggulan Syamela Terbaru; Edisi 3.48

Di antara keunggulang Maktabah Syamilah edisi terbaru: 3.48 yang diterbitkan oleh www.arrawdah.com antara lain:
- Isi buku yang semakin banyak dibanding edisi2 sebelumnya
- Memori yang tak terlalu besar (sekitar 12 GB)
- Ada pilihan buku yang sesuai cetakan asli dan versi Syamilah lama
- Ada pemberitahuan update buku-buku terbaru yang belum ada di maktabah kita--saat kita online. Tinggal donlot dan insert ke maktabah, buku akan bertambah sebagai koleksi.

Wednesday, October 3, 2012

Albani Men-Dhaifkan Hadis dalam Shahih al-Bukhari

Albani ternyata lumayan "berani" juga (baca: lancang) menilai hadis-hadis yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim sebagai hadis dhaif. Di mana di satu tempat, dia bilang hadis shahih di tempat lain dia bilang dhaif. Bahkan setelah menyebutkan takhrij-nya bahwa hadis itu diriwayatkan Bukhari atau Muslim, dia menyatakan dhaif. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
Hadis:

6763 - (قَالَ اللَّهُ: ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، [ومن كنت خصمه، خصمته] : رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا، فَاسْتَوْفَى مِنْهُ، وَلَمْ يُعْطِ (وفي رواية: ولم يُوفه) أَجْرَهُ) .

Kemudian apa yang disebutkannya setelah itu? Dia bilang DHAIF.
Sementara, setelah itu dia menyebutkan takhrij hadisnya:

Mengapa Syaikh Albani Tidak Bisa Dijadikan Rujukan dalam Hadis?

Dalam sebuah perkuliahan bersama seorang doktor Ilmu Hadis, beliau membicarakan tentang kapasitas Syaikh Albani dalam menilai hadis dhaif atau shahih, atau hasan, atau yang lainnya.

Apa ucapan beliau?

"La yu'tabar..."
(Dia tak dianggap (tidak bisa dijadikan rujukan...)

Begitu pula, saat beberapa orang kawan yang melakukan kajian hadis, dan kebetulan mendapatkan beliau sebagai pembibing, maka beliau akan mencoret setiap kutipan tentang penilaian hadis yang merujuk pada pendapat Albani:

Mengangkat Tangan Saat Doa dan Selesai Shalat, Bid'ah?

Terlebih dulu, saya hendak sampaikan dulu beberapa hadis yang menyebutkan hal ini.

1- Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, Tuhan kalian itu Maha Hidup dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya. Apabila hamba-Nya mengangkat kedua tangannya (berdoa kepada-Nya), Dia akan segera menjawab permintaan itu." (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, ath-Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Baghwi).

2. Dari Anas, dia berkata, "Nabi SAW mengangkat tangannya saat berdoa, hingga terlihat putih ketiak beliau." (HR Muslim)

3. Dari Umair: bahwa dia melihat Rasulullah SAW